Butterfly, Little Stars
and Me
(CERPEN)
“Butterfly terbanglah tinggi……
Setinggi anganku untuk meraihmu…
Memeluk batinmu…….
Yang sempat kacau karena merindu…..”
Lagu yang dinyanyikan Melly Goeslaw dan Andhika yang sempat tren di tahun 2010-an itu menganlun jelas dan mampu memcahkan kesunyian di kamarku saat ini. Boneka Hello Kitty yang sedari tadi aku pandangi, seakan ia mengerti apa yang sedang aku bayangkan. Tersadar, aku lalu beranjak dari tempat tidurku. Kulihat jam masih menunjukkan pukul 08.00 Malam, dengan wajah berseri-seri ku langkahkan kaki untuk menuju ke ‘Surga Malam’ , begitulah sebutan yang aku berikan untuk keindahan langit di malam hari. Di dalam benakku sudah terbayangkan cahaya dari kilauan beribu-ribu bintang di dalam gemerlapan. “Gumbrang……” suara itu sontak membuyarkan lamunanku.
Mataku celingukan mencari sumber suara itu, yang sudah tidak asing lagi di telingaku.
“Benar juga kan dugaanku??? Suara itu pasti berasal dari pintu seng atau istilahnya sih, pintu gembreng” Ku hembuskan nafasku dan agak sedikit lega.
Ternyata pintu itu masih digunakan saja oleh tetangga sebelah rumah. Sumpah, tiap kali pintu itu dibuka, selalu menghasilkan nada yang aneh hihihi…….Kulihat lagi pintu itu, sepertinya tidak ada tanda-tanda kehidupan disana, ku balikan badanku dan mencoba bersikap cuek. Tapi tiba-tiba…..
“Gumbrang…….” Tanpa dikomando aku langsung menoleh ke arah pintu itu.
“Buk Sri,,, pintu besi tua itu mbukak dewe….” Teriakku spontan.Tubuhku langsung gemeteran dan bulu kudukku berdiri semua.
“Owalah Wik,, pintu iku paling onok hantune paling” Tiba-tiba Buk Sri si pemilik pintu gembreng muncul secara mendadak, mengagetkanku.
Mendengar kata-kata jimat Buk Sri barusan, membuat ku wajib mengambil cara ‘ambil langkah seribu’ alias lari tunggang langgang. Tak kuhiraukan lagi tertawa Buk Sri yang membahana dan menggelora seperti ‘Soimah’. Langsung saja aku menerobos kakakku yang sedari tadi sudah tertawa cekikikan dan tujuanku saat itu hanya satu tak lain dan tak bukan lari ke kamar. Sesampainya di kamar, tiba- tiba aku mendengar…
“Kau slalu…..
Kurasa, hadirmu…
Antara ada dan tiada….”
Suara khas ‘Utopia’ menggema di seluruh sudut ruangan kamarku, suara yang halus tanpa diiringi instrument music mebuatkyu semakin ingin ‘nggeblak’. Tapi tiba-tiba, tibihku seperti ada yang mendorong ke depan, dan “Gedebuk…” sialnya, aku harus mengikhlaskan tubuhku mencium lantai yang dingin seperti es.. L“Tuhan ampuni dosaku saat ini…” keluhku dengan sedikit kesal.
Suara ‘Utopia’ berhenti, ketika aku mendongak ke atas, terlihat sesosok tubuh pendek , agak gendut, dan berambut panjang. Adekku yang satu ini emang bener-bener ya,,, pengen rasanya aku ‘pites’ saja. Tapi yah, untunglah si makhluk tengil itu langsung mematikan radio tua pembawa sial itu.
“Lagunya gak enak” tukasnya dengan nada santai dan seperti tidak punya dosa.
Yah, maklumlah namanya juga makhluk tengil, eh maksud ku anak kecil, dimana-mana yang namanya lagu ya gak enak , lha wong gak bias dimakan. O’ow, tiba-tiba muncul ide cemerlang di dalam otakku yang mamiliki kapasitas kecil tapi sedikit menguntungkan lah…
Sebelumnya aku celingukan ke setiap sudut ruangan untuk menjaga keamanan.
“Emmm…emmmmm” katanya sambil mberontak .
Sontak adekku kaget, saat aku membekam mulutnya. Aku ingin malam ini adek menemaniku melihat bintang di taman atas. Yah, meskipun adek menggigit tanganku sambil ginjal-ginjal memberontak, tetap tak menyurutkan semangatku untuk tetap menculikknya, hihihihihi,,,,,
“Adek, kamu bisa diem gag seh??? Aku cuma mau kamu nemenin aku lihat bintang malam ini, mendingan kamu nurut aja deh, jangan kebanyakan tingkah, ntar jatuh, mampus lho!!!!!” sahutku dengan nada agak sedikit mengancam.
“Mngngmgmg…..mgmgmg…” balasnya dengan agak sengit.
“ Aku janji deh,,, ntar kamu bakalan aku kasih es krim magnum yang gold deh,, gimana????” sebenernya sih aku enggak janji, Cuma iming-iming doank, hihihi……
Dan wow,,, hasilnya sungguh menakjubkan, ternyata adek akhirnya nurut juga, dengan iming-iming yang sebenernya cuma khayalan aja. Lagian juga kan aku sekarang lagi ‘kanker’ alias kantong kering.
Sesampainya di taman atas, tempat biasanya aku meihat bintang setiap malam. Ku tenangkan pikiranku dan aku duduk bersila, dalam benakku aku berpikir ‘meskipun aku tidak banyak tahu mengenai bintang, tapi entah mengapa aku begitu mengagumi sosok bintang, menurutku bintang itu seperti manusia ada kalanya dia berkilau dan juga ada kalanya dia redup, selain itu menurutku bintang merupakan salah satu anugerah yaag diberikan Tuhan sebagai penenang hati setiap insan di bumi ini.’ Tiba-tiba….
“Gedebuk…..” sesuatu yang berat menimpa pundakku. Tersadar,ternyata aku sudah hamper 2 jamdi taman untuk melihat ‘taman surga’
“ Fiuh,,,, nampaknya adek sudah Nampak kelelahan sekali, sebaiknya aku tidur saja, lagian juga aku sudah ngantuk berat.
Tak tega rasanya malam ini aku harus meninggalkan tempat ini, tempat dimana aku bias merasakan kebebasan yang sesungguhnya. Ku langkahkan kaki menuruni anak tangga satu persatu, sambil menggendong adek. Segera aku menuju kamarnya dan kurebahkan dia disana.
“Huah,,,,” aku menguap tanda sudah ngantuk badai.
Saat ku buka pintu kamar, ternyata yang kulihat ember, gayung, bak mandi, air, dan masih banyak lagi spesies aneh yang enggak bias aku sebutkan satu persatu disini. Nah loe,, tempat apakah gerangan?????
“ Ech, tuyul jam segini baru tidur, kemana aja bo’ , ngilang kok gak bilang-bilang,,, terus juga ngapain ke kamar mandi kalo mau tidur tuh di kamar tidur bukan di kamar mandi neng, kumaha etah????? “ Sahut kakak yang tiba-tiba muncul dari arah dapur, dan semakin membuatku bingung.
“Lho eh, mbak dejak kapan kamar mandinya pindah disini?? Ini kan seharusnya kamarku. Trus kalo ini kamarku kok tiba-tiba ada airnya????????” tanyaku keheranan.
“Makanya otak itu dibuat mikir, jangan dibuat tidur mulu’ gini ya aku jelasin, kamu ngerti gak ngerti urusan belakang. Pokoknya ini itu K-A-M-A-R M-A-N-D-I bukan K-A-M-A-R T-I-D-U-R . Letak kamarmu itu dari sini belok kiri lurus,,,, You Understand??? Jangan bilang jawabannya No!!!!” suara kakak yang seperti kereta api, enggak selesai-selasai.. membuatku semakin gatel.
“ I NO NGERTI, mbaknya…. Ngomong itu ya,satu-satu jangan digabung semua kayak rel kereta api, selow ae!!!!!” jawabku dengan singkat, padat, dan gak jelas.
“ Udah ah, pamali ngomong di depan kamar mandi, enggak etis. “ sahutnya dengan was-was.
“Mbak, aku itu nyari kamar tidur bukan nyari Pak Mali????”
“Tambah eror ae Wik,,,, besok-besok tuh memori di otak mendingan dibawa ke bengkel biar diatur ulang tata letaknya, kayaknya enggak beres semua itu!!!” jawabya sambil menuntunku ke kamar, aku hanya bisa memberi respon dengan menggaruk-garuk kepala aja.
Dan, amazing ternyata kamarku sekarang sudah tidak ada airnya lagi. Dengan semangat aku langsung melompat dan mendaratkan tubuhku ke kasur yang empuk. Tak lama setelah kakak menutup pintu dan selambu kamar aku tertidur pulas.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar